Megawati Kritik Kebijakan Pemerintah Soal Pangan
Kamis, 17 Maret 2011 | 20:59 WIB
Besar Kecil Normal
foto
Ilustrasi TEMPO.
Berita terkait
* Megawati : Pemerintah Jangan Hanya Urus Isu
* Mega Ancam Pecat Pimpinan Cabang PDI Perjuangan
* Megawati Kumpulkan Ribuan Kader PDIP di Klaten
* Fachry Ali : JK, Hasim Muzadi dan Din Syamsudin Bisa Selamatkan PPP
* PPP Cemas Terancam Gulung Tikar Pada 2019
TEMPO Interaktif, Klaten - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku khawatir pada penanganan bidang hukum dan ketahanan pangan nasional. "Saya sangat khawatir pada pemerintah yang sangat mudah import-import pangan," ujarnya saat pidato pencanangan Cabang Pelopor di Desa Jambakan, Bayat, Klaten, Kamis (17/3).
Dihadapan sekitar 30 ribu kader PDIP seluruh Indonesia, Mega mengatakan bahwa kebijakan import beras, kedelai, dan bahan-bahan pangan lainnya harus segera dihentikan. "Kalau tiba-tiba negara pengimport tidak mau lagi kasih kita beras karena mereka kekurangan bagaimana?" tanyanya.
Ia menilai, pemerintah harus menanggapi serius peringatan PBB tentang perubahan iklim yang dapat menyebabkan berkurangnya persediaan pangan di dunia. "Ini yang bilang PBB lho, bukan Megawati Soekarno Putri," ujarnya. Menurutnya, pemerintah saat ini tampak kurang serius menangani masalah ini. "Yang paling penting adalah implementasi, bukan dirapatkan berkali-kali," ujarnya menyindir pemerintah.
Ia juga mengajak kadernya untuk mulai melakukan diversifikasi makanan. "Ya kenapa kalau kita makan tela, jagung, ubi, tiwul?" tanyanya. Ia menilai, pandangan orang Indonesia yang menilai beras sebagai makanan kelas atas dan makanan pokok lainnya sebagai makanan orang miskin sebagai pandangan yang salah. "Pandangan yang menjerumuskan, salah. Karena tidak pernah diterangkan proteinnya, gizinya, vitaminnya," ujar Mega.
Ia pun bercerita penelitian dua orang profesor bidang pangan yang menyatakan bahwa daun singkong yang dibuat seperti tempe memiliki protein yang sangat tinggi. "Saya bilang ama dia, prof saya ingin mempopulerkan makanan yang murah meriah tapi bergizi tinggi," cerita putri proklamator, Soekarno, ini.
Soal penegakan hukum dan keamanan, ia menilai pemerintah telah gagal. Menurutnya, pemerintah lebih suka mengurus isu-isu tak penting seperti koalisi dibanding menegakkan hukum. "Kasus Century, kasus Gayus, semuanya macet. Tak ada yang diuraikan, tak ada yang diselesaikan," ujarnya.
Ia pun mengaku khawatir dengan kondisi keamanan dalam negeri. Mega yang dalam pidatonya didampingi putrinya, Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa saat ini kelompok-kelompok yang meresahkan sudah mulai bergerak dengan lebih canggih. "Bom semakin kecil, semakin canggih, sehingga bisa dimasukkan dalam buku," ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintah harus segera mengorganisir keamanan dalam negeri untuk meberikan rasa aman kepada warga negara.
Febriyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar