Selasa, 26 April 2016

Karena Terbentur Dana, Peluang Honorer K2 Untuk Jadi PNS Semakin Kecil


Karena Terbentur Dana, Peluang Honorer K2 Untuk Jadi PNS Semakin Kecil

Karena Terbentur Dana, Peluang Honorer K2 Untuk Jadi PNS Semakin Kecil
Pidipedia.com— Dibalik mencuatnya kabar baik tentang penerimaan CPNS yang akan dibuka untuk umum di tahun 2016, ternyata tidak berdampak baik pula bagi honorer kategori dua (K2). Pasalnya honorer K2 yang selama ini diprioritaskan untuk diangkat menjadi PNS tersebut rupanya belum bisa terpenuhi, karena tidak adanya anggaran yang dialokasikan di APBN 2016. Lebih parahnya, dengan Peraturan Pemerintah (PP) pengangkatan K2 menjadi CPNS tidak mungkin diterbitkan karena berbenturan dengan UU Aparatur Sipil Negara (ASN).
Seperti yang telah dilansir jpnn.com, menurut  Asdep Koordinasi Kebijakan, Penyusunan, Evaluasi Program dan Pembinaan SDM Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Bambang Dayanto Sumarsono,‎ lewat diskresi Presiden. Itu pun kalau Presiden Jokowi setuju mengangkat 430 ribuan honorer K2 menjadi ASN.

“Konsekuensi mengangkat honorer K2 menjadi CPNS selain menyita anggaran negara lebih banyak, akan terjadi perlambatan mesin birokrasi,” ujar Bambang.

Dia menambahkan, terbitnya diskresi Presiden juga rawan diprotes publik. Sebab, yang diangkat ini jumlahnya ratusan ribu dengan anggaran triliunan rupiah.

“Ini kendala yang dihadapi pemerintah dalam penyelesaian K2. Namun, pemerintah punya alternatif lainnya dengan mengarahkan honorer K2 menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K),” bebernya.

Dengan P3K, honorer K2 bisa mendapatkan gaji serta tunjangan setara PNS. Tunjangan yang diterima disesuaikan dengan kemampuan‎ fiskal masing-masing daerah.

“Makin tinggi fiskal daerah, makin besar juga tunjangan yang diterima PNS maupun P3K. Honorer K2 jangan berasumsi jelek dulu dengan P3K, kan belum dijalani juga. Daripada menunggu kebijakan yang entah kapan direalisasikan, lebih baik menangkap peluang yang sudah pasti,” tandasnya.

Selasa, 05 April 2016

Menanggapi hasil survei tersebut, politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan keyakinannya bahwa Ahok akan memenangkan Pilkada DKI pada 2017 mendatang.

Gentaloka.com ~ Lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS), beberapa waktu lalu merilis hasil surveinya, dengan menyimpulkan 67 persen warga Jakarta mengaku puas atas kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

CSIS juga menempatkan Ahok sebagai tokoh memiliki popularitas paling tinggi (94 persen) berikut tingkat elektabilitas tinggi (43,25 persen), dibandingkan tokoh lain yang dinilai layak untuk maju dalam pencalonan gubernur Jakarta.

Menanggapi hasil survei tersebut, politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan keyakinannya bahwa Ahok akan memenangkan Pilkada DKI pada 2017 mendatang.

Ruhut bahkan berani sesumbar, jika Ahok tak menang di pilkada 2017 ia siap dipotong kupingnya. "Potong kuping saya kalau Ahok nggak menang," ucap Ruhut di Jakarta, Rabu (27/1).

Menurutnya, salah satu faktor yang membuat Ahok berpotensi menang dalam Pilkada DKI adalah Presiden Joko Widodo. "Selama Jokowi masih baik sama Ahok, ia akan menang di Pilkada DKI," katanya.

Ruhut juga menilai Ahok berhasil membangun Jakarta. Ia mencontohkan, pembangunan fisik seperti jalan, transportasi, serta makin mudahnya pelayanan bagi rakyat merupakan bukti adanya keberhasilan Ahok dalam memimpin ibukota. (emka)

Sumber: EdisiNews.com
Powered By Blogger