Minggu, 30 Desember 2012

Eksepsi 'Tebang Bambu' Ditolak, Massa Histeris


Eksepsi 'Tebang Bambu' Ditolak, Massa HisterisKOMPAS.com/IKA FITRIANADari kiri, Budi, Heri dan Munir menunjukkan puluhan bambu yang dibawa oleh para pendukungnya di PN Mungkid Magelang, Senin (17/12/12).
MAGELANG, KOMPAS.com - Seperti yang diberitakan sebelumnya, sidang kasus penebangan dua batang bambu di Pengadilan Negeri (PN) Mungkid Kabupaten Magelang kembali digelar, Senin (17/12/2012). Agenda sidang tersebut adalah pembacaan putusan sela oleh Ketua Majelis Hakim Suharno.

Awalnya proses sidang berlangsung tenang meskipun di luar ruang sidang massa pendukung terdakwa, Budi Hermawan (21) dan Misbakhul Munir (25), masih memenuhi kantor PN Mungkid. Namun, suasana menjadi tegang ketika Ketua Majelis Hakim usai membacakan hasil putusan sela yang memutuskan menolak eksepsi terdakwa.

Tiba-tiba saja ada seorang pengunjung berteriak lantang. "Ini tidak adil! tidak adil! Hukum di Indonesia busuk! tidak berperikemanusiaan!" kecam pengunjung itu yang diketahui bernama Sahid, paman terdakwa, Budi Hermawan.

Budi dan temannya, Munir, didakwa atas perbuatannya menebang dua batang bambu milik Miyanah di desa Tampingan I Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang. Beberapa pengunjung yang merupakan pendukung terdakwa lantas terpancing ikut berteriak lantang.

Mereka menuduh ada konspirasi antara polisi, jaksa dan hakim. Bahkan Ibu terdakwa Munir, Maemunah, juga langsung menangis histeris. Harapan melihat anaknya bebas belum benar-benar terwujud. Mukanya terus ditutup dengan kedua tangannya. Ia nampak sesak nafas mendengar putusan yang dinilai tidak adil itu.

"Sidang penganiayaan hanya di tuntut dua bulan, sedang memotong dua batang bambu diancam hukuman 5 tahun. Ini tidak adil," teriak Sahid.  "Pakai hukum rimba saja, ini yang lebih adil," teriak Sahid lagi yang disambut dengan teriakan Allahuakbar dari warga yang lain, termasuk para ibu-ibu yang mengikuti jalannya persidangan.

Polisi lantas membuat pagar betis agar massa tak meringsek ke dalam kantor PN. Tidak lama, massa akhirnya bisa dihalau keluar kantor PN. Namun, di luar kantor, massa masih terus berteriak dan melempar sejumlah bambu yang tadinya diletakkan di depan kantor PN ke halaman kantor.

Beruntung kericuhan tidak berlangsung lama dan massa segera membubarkan diri. Sementara dalam sidang, Majelis Hakim menyatakan eksepsi terdakwa melalui kuasa hukumnya tidak diterima. Karena itu, majelis hakim memerintahkan perkara dengan nomor 291 tetap dilanjutkan. Sedang untuk biaya perkara, akan dibebankan kepada para terdakwa setelah kasus ini selesai.

Ketua Majelis Hakim Suharno mengatakan, apa yang disampaikan penasihat hukum terdakwa, tidak sesuai Kitab Undang-undang Acara Pidana. Keberatan kuasa hukum terdakwa kurang berdasar. Karenanya sidang tetap dilanjutkan, Kamis (20/12/2012) mendatang dengan agenda pemaparan saksi-saksi.

"Terdakwa mohon bersabar dan berdoa, karena masih ada pembuktian yang nantinya akan menyatakan anda bersalah atau tidak," katanya.

Sementara itu, Kepala Polres Magelang AKBP Guritno Wibowo yang memantau jalannya demo  membantah pihaknya telah melakukan intimidasi selama proses penyelidikan kedua terdakwa. "Tidak benar itu. Kami bekerja secara professional dan porposional. Kasus ini sampai ke pengadilan, karena memang unsur-unsur pidananya ada," katanya.

Saat ditanya mengapa kedua terdakwa tidak didampingi penasehat hukum, Guritno mengatakan bahwa terdakwa yang memintanya sendiri. "Semua itu ada bukti berikut tanda tangan terdakwa," tegasnya. 
Editor :
Glori K. Wadrianto

Lokasi Tempat Parkir Selama "Car Free Night"


JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait dengan pelaksanaan Car Free Night pada malam Tahun Baru 31 Desember 2012 mendatang, Dinas Perhubungan dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah menyediakan tempat-tempat parkir bagi pengguna kendaraan yang hendak menghadiri acara tersebut.
"Kantong-kantong parkir yang disediakan antara lain di lapangan parkir IRTI Monas, lapangan parkir Polda Metro Jaya, Parkir Timur Senayan, dan parkir-parkir off street di gedung dan mal yang ada di sepanjang lokasi Car Free Night," jelas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono di Mapolda Metro Jaya, Jumat (28/12/2012).
Pristono menjelaskan bahwa untuk mencapai kantong-kantong parkir tersebut, pemilik kendaraan dapat melewati jalur-jalur samping.
Ia menjelaskan, untuk ke IRTI Monas bisa melalui Jalan Medan Merdeka Barat, lalu belok ke arah Jalan Medan Merdeka Selatan.
Sementara itu, pemilik kendaraan yang hendak memarkir kendaraan di Mapolda Metro Jaya dapat melalui Jalan Jenderal Gatot Subroto atau Jalan Senopati dan masuk ke kawasan SCBD.
Adapun untuk yang hendak ke Parkir Timur Senayan bisa menuju kawasan tersebut melalui Jalan Jenderal Gatot Subroto atau Jalan Asia Afrika dan kemudian berbelok ke arah Jalan Gerbang Pemuda.
Pristono juga meminta kepada pengelola gedung dan mal yang berada di sepanjang lokasi acara untuk mengimbau pengunjungnya agar hadir sebelum pukul 20.00 WIB.
"Karena toleransi untuk dapat mengakses Sudirman-Thamrin hanya diberikan sampai pukul 20.00 WIB," kata Pristono.
Car Free Night atau Jakarta Night Festival akan diselenggarakan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman sampai Jalan MH Thamrin mulai dari pukul 20.00 hingga pukul 02.00 WIB.
Acara tersebut akan diramaikan dengan panggung di 16 titik lokasi Car Free Night serta karnaval dari Balaikota sampai Bundaran HI

Jumat, 22 Juni 2012

MENARI DGN RASA INDONESIA


Langkah dansa, yang merupakan terjemahan dari line dancing, adalah tradisi lama yang dimiliki banyak negara. Tarian yang melibatkan banyak orang ini ditata dengan formasi berderet atau melingkar karena pada masa lalu pria dan wanita dilarang bersentuhan. Langkah dansa kemudian berkembang pesat di Amerika Serikat. Seiring perkembangan zaman, langkah dansa memiliki berbagai macam variasi gerakan, seperti country dance, hip hop dance, Michael Jakcson dance, atau variasi gerakan yang diserap dari unsur-unsur dansa ballroom (waltz, tango, salsa, dan lainnya). Meski mengadaptasi langkah dansa dari luar negeri, ILDI bertekad mengangkat budaya lokal Indonesia. Mereka menciptakan koreografi untuk lagu-lagu tradisional Indonesia, seperti ”Alusiau”. Maka, jadilah langkah kaki ala waltz, cha cha, atau rumba dengan ”rasa” Indonesia. ”Lagu ’Madu dan Racun’ yang dulu sangat terkenal sudah dibuat koreografinya oleh orang Singapura. Sekarang kalau ngomong dansa Madu Racun orang tahunya itu dari Singapura,” kata Kootje Wattimena yang menjadi instruktur senior di ILDI. Ketika pertama kali mengembangkan langkah dansa, Kootje mendapat banyak tantangan. Tarian ini, oleh sebagian orang, dinilai tidak berkelas karena dianggap terlalu gampang dilakukan dan tidak punya ”style”. Padahal, rumit atau sederhananya sebuah tarian, menurut Kootje, bergantung pada koreografinya. Melatih ingatan Banyak manfaat yang dirasakan anggota ILDI dari menari langkah dansa. Pada dansa berpasangan, orang biasanya berhenti berdansa apabila sudah tidak punya pasangan karena mereka merasa risi juga bila harus memeluk-meluk orang lain yang bukan pasangannya. Ketika sudah belajar langkah dansa, kegiatan menari tetap bisa dilakukan meski tanpa pasangan. Dengan menari, kesehatan tubuh tetap terjaga. Lin sendiri merasakan tubuhnya selalu bugar karena seminggu paling tidak ia menari 2-3 kali. Lin, yang memiliki dua anak dan empat cucu, merasa staminanya juga lebih kuat karena sering menari. Langkah dansa diyakini bisa mencegah kepikunan, terutama pada mereka yang usianya sudah paruh baya. ”Pada saat latihan kita kan harus mengingat-ingat urutan gerakannya. Jadi, otak kita selalu terasah,” tutur Kootje yang pernah melatih langkah dansa untuk pasien jantung. Karena langkah dansa ini masuk kategori olahraga low impact, ILDI terus berusaha mengajak orang sebanyak mungkin untuk menari. Mereka mengadakan beberapa workshop apabila ada 6-8 koreografi baru yang dipelajari dan berniat menyebarkan gaya line dancing ILDI melalui youtube. Line dancing di Indonesia juga mulai digemari anak-anak muda. Namun, biasanya gerakan yang diciptakan lebih banyak dan lebih rumit variasinya. Kootje sendiri menciptakan koreografi langkah dansa dengan berbagai macam gaya agar bisa diterima oleh kalangan menengah atas yang biasanya sudah lebih dulu menekuni dansa ballroom. Ia, misalnya, memadukan langkah dansa dengan gerakan memutar yang disebut spiral. Di mata Kootje, mereka yang sudah menekuni dansa ballroom biasanya punya bahasa tubuh yang lebih bagus ketika sedang berdansa. (IND)

Malaysia Ingin Klaim Tari Tor-tor?

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia ingin mengakui Tari Tor-tor dan alat musik Gondang Sambilan (Sembilan Gendang) dari Mandailing sebagai salah satu warisan budaya negara tersebut. Kantor berita Bernama di Malaysia menyebutkan, Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Datuk Seri Rais Yatim berencana mendaftarkan kedua budaya masyarakat Sumatera Utara itu dalam Seksyen 67 Akta Warisan Kebangsaan 2005. "Tetapi (pengiktirafan ini) dengan syarat, pertunjukan berkala mesti ditunjukkan, bermakna tarian mestilah ditunjukkan, paluan gendang dipelbagaikan dalam pertunjukan di khalayak ramai," kata Rais dalam acara peresmian Perhimpunan Anak-Anak Mandailing di Kuala Lumpur sebagaimana diberitakan situs Bernama, Kamis (14/6/2012). Dalam situs itu disebutkan pula bahwa rencana itu penting dilakukan untuk memperjuangkan seni dan budaya masyarakat Mandailing. Upaya ini juga bertujuan membuka wawasan warga di negara tersebut tentang asal usul mereka. Masyarakat Sumatera Utara, Indonesia, mengenal Tari Tor-tor sebagai salah satu bagian dalam upacara-upacara adat untuk menghormati para leluhur. Adapun Mandailing merupakan salah satu suku di Sumatera Utara.

Senin, 14 Mei 2012

Hari Ini MCW Bertemu Ombudsman Soal Laptop


MALANG, KOMPAS.com- LSM Malang Corruption Watch (MCW) hari ini akan bertemu dengan salah seorang Ombudsman RI Dr Ibnu Tricahyo, untuk membahas perkembangan teguran Ombudsman terhadap Dinas Pendidikan Kota Malang, perihal pemaksaan pembelian laptop untuk para guru. Divisi Advokasi MCW Rusdiyanto, Senin (13/2/2012), menyatakan, selain akan membawa persoalannya pada Ombudsman, MCW juga menyiapkan berkas laporan pada Kejaksaan Negeri Kota Malang agar menggelar investigasi atas dugaan mal-administrasi ini. Seperti diberitakan, sejumlah guru menyampaikan kekeluhan pada MCW sehubungan dengan praktik pemaksaan pembelian laptop. Investigasi awal MCW menunjukkan, para guru diperintah melalui kepala sekolah masing-masing agar mendatangi acara sosialisasi Teknologi Informasi, tanggal 28 Januari 2012, di SMK Grafika Malang. Jumlah guru yang datang 10 guru SMP dan 15 guru SMA. Pada pertemuan tersebut yang bertujuan untuk sosialisasi IT, para guru diberi laptop merk Acer Travel Mate Core I 3. Akan tetapi tiga hari setelah pertemuan berlangsung, setiap sekolah pengirim laptop diminta untuk membayar harga laptop tersebut. "Rincian laptop yang diberikan diantaranya; SMP mendapatkan 10 unit laptop dan SMA/SMK 15 unit laptop," kata Divisi Advokasi MCW Rusdiyanto. MCW menemukan, ternyata harga jual laptop di pasaran untuk jenis tersebut berselisih dengan harga yang ditagihkan kepada masing-masing Kepala Sekolah. Artinya, ada dua tindakan berpotensi terjadi pidana korupsi, yakni pemaksaan pembelian laptop yang tidak sungguh-sungguh dibutuhkan oleh para guru, dan pemaksaan harga laptop. Harga laptop merek tersebut di pasar hanya Rp 4,3 juta, sehingga MCW menduga adanya praktik penggelmbungan harga penjualan laptop paksa tersebut. Suasana hati para guru seperti biasanya dibuat resah, karena mereka selalu mengkhawatirkan akan dimutasi ke sekolah yang jauh dari kota. Sehingga sejak awal senantiasa ragu untuk menolak. Sebab, kedatangan ke acara tersebut merupakan tugas Kepala Sekolah. MCW menemukan, untuk jumlah laptop sebanyak 24 sekolah SMP yang diduga terkena kewajiban menerima laptop masing-masing 10 buah dan 12 sekolah yang menurut para guru menerima 15 laptop, dan selisih harga Rp 3 juta antara harga laptop di pasaran dengan harga laptop yang harus ditebus kepala sekolahm maka potensi korupsinya bisa menacapai Rp 1,2 miliar. Selain MCW yang melaporkan soal ini pada Kejaksaan Negeri Kota Malang, Ombudsman perwakilan Jawa Timur telah menyampaikan surat teguran pada Kepala Dinas Pendidikan Nasional Pemkot Malang. Kepala Dinas Sri Wahyuningtyas tak bisa dihubungi saat dihubungi melalui telepon dan kiriman pesan singkat, termasuk yang terakhir hari Minggu (13/2).

BENGKULU, KOMPAS.com- Ombudsman Republik Indonesia membuka klinik pengaduan di Mega Mal Bengkulu, Senin (14/5)-Rabu (16/5/2012). Harapannya, masyarakat memanfaatkan klinik ini untuk melaporkan segala bentuk pelayanan publik yang buruk oleh penyelenggara negara. Ombudsman Bidang Pencegahan Hendra Nurtjahtjo, Minggu (13/5/2012), di Bengkulu mengatakan, klinik ini merupakan langkah awal Ombudsman hadir di Bengkulu sebelum nantinya di tahun 2013 Ombudsman membuka kantor perwakilan di Bengkulu. Ombudsman adalah lembaga negara yang berwenang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, baik oleh pemerintah, Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D), Badan Hukum Milik Negara (BHMN), maupun swasta atau perseorangan yang diberi tugas melayani publik tertentu. Di klinik pengaduan itu, masyarakat bisa menyampaikan berbagai keluhan tentang praktik pelayanan publik yang buruk dan merugikan. Setiap pelapor harus menyertakan identitas yang jelas dan menyampaikan substansi laporan berikut kronologisnya. "Kami juga dapat merahasiakan identitas pelapor kepada terlapor. Tapi untuk keperluan pengaduan identitas pelapor tetap diperlukan," kata Hendra. Selain membuka klinik pengaduan, Ombudsman juga menggelar sarasehan bersama berbagai oemangku kepentingan di Bengkulu, Minggu (13/5) sore dan sosialisasi di sejumlah institusi seperti Universitas Bengkulu dan instansi pemerintah daerah.

Rabu, 21 Maret 2012

Puting Beliung Tak Bisa Diprediksi

Puting Beliung Tak Bisa Diprediksi
Yunanto Wiji Utomo | A. Wisnubrata | Selasa, 20 Maret 2012 | 15:42 WIB
Dibaca: 6640Komentar: 0
| Share:

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Angin Puting Beliung - Awan berekor yang merupakan puting beliung di atas Kota Garut, yang terlihat dari Cipanas, Garut, Jawa Barat, Minggu (26/2/2012). Angin puting beliung ini merusak sejumlah rumah dan pohon di Jalan Otto Iskandardinata, Kota Garut.
TERKAIT:
Waspadai Hujan Angin Pekan Ini
Koreksi, Angin Kencang Bukan Puting Beliung
Malam Ini, Depok Kembali Disergap Angin Kencang
JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar kabar di Blackberry Messenger bahwa puncak fenomena puting beliung akan terjadi mulai Selasa (20/3/2012). Benarkah?

Kepala Sub Bidang Meteorologi, badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hari Tirto Jatmiko mengatakan, "Itu tidak benar. Puting beliung maupun angin kencang tidak mengenal puncak."

Hari mengatakan, puting beliung adalah pusaran angin yang bisa diibaratkan seperti belalai gajah. Gajah adalah awan, sementara belalai adalah puting beliung yang bergerak memutar.

"Puting beliung tidak sama dengan angin kencang," tegas Hari saat dihubungi Kompas.com, hari ini.

Angin kencang berbeda dengan puting beliung dalam hal arah. Angin kencang tidak bergerak memutar, tetapi menuju arah tertentu. Baik puting beliung maupun angin kencang, kecepatannya bisa sama.

Terkait informasi puncak puting beliung yang sudah menunjuk tanggal dan waktu yang pasti, Hari mengatakan, "BMKG belum bisa memprediksi tanggal dan lokasi terjadinya puting beliung secara pasti."

Menurut Hari, puting beliung adalah fenomena yang sangat lokal dan baru bisa diketahui waktu terjadinya 1/2-1 jam sebelumnya.

"BMKG tidak pernah mengeluarkan peringatan puting beliung, tetapi peringatan potensi angin kencang. Ini lebih moderat karena kita belum bisa memastikan," papar Hari.

Berita ini sekaligus meluruskan pemberitaan sebelumnya berjudul "Waspada! Puncak Fenomena Puting Beliung Mungkin Dimulai Malam Ini."

Menteri BUMN Dahlan Iskan ke Bandara Membonceng Motor Mahasiswa

Dahlan Iskan ke Bandara Membonceng Motor Mahasiswa
Didit Putra Erlangga Rahardjo | Agus Mulyadi | Sabtu, 17 Maret 2012 | 19:01 WIB
| Share:

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Dahlan Iskan
BANDUNG, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan kembali membuat geger dengan membonceng sepeda motor mahasiswa, untuk menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Ia harus mengejar penerbangan ke Surabaya.

Hal itu terjadi di tengah kuliah umum Dahlan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (17/3/2012).

Awalnya, Rektor ITB Akhmaloka sudah mengingatkan peserta kuliah umum agar sesi tanya jawab dipersingkat karena Dahlan harus mengejar penerbangan pukul 15.45.

Dahlan malah memilih meladeni pertanyaan mahasiswa. "Biar saya naik motor saja ke bandara. Kan lebih cepat," katanya.

Penanya pertama di sesi tersebut, Geni Isnu Murti, iseng menawari tumpangan kepada Dahlan sebelum mengutarakan pertanyaan. Tak disangka, Dahlan menjawab tawaran tersebut dan meminta Geni menyiapkan motor di dekat pintu keluar agar cepat melaju. Sesi tanya-jawab pun dilanjutkan.

Terjadi kehebohan. Petugas keamanan ITB menyiapkan personel mereka untuk menjadi sopir, tetapi ditolak Dahlan karena sudah telanjur memilih Geni. Begitu pula dengan polisi yang beberapa kali berbicara melalui radio panggil, untuk minta petunjuk jalur yang paling cepat dilalui sepeda motor.

Benar saja, Dahlan langsung bergegas begitu acara rampung karena tinggal 15 menit menjelang keberangkatan pesawat. Dia menerima helm dari Geni, dipasang, kemudian keduanya melaju dengan sepeda motor bernopol R-3961-HE. Ada petugas kepolisian yang mengantar dengan sepeda motor di belakangnya.

Keputusan Dahlan tepat karena hanya butuh waktu 10 menit untuk tiba di Bandara Husein Sastranegara. Dia pun bergegas tanpa lupa mengucap terima kasih kepada Geni.
Powered By Blogger