Rabu, 20 April 2011

Hari Kartini : Penuhi Hak-hak Pekerja Perempuan

Hari Kartini
AJI: Penuhi Hak-hak Pekerja Perempuan
Tenni Purwanti | Nasru Alam Aziz | Rabu, 20 April 2011 | 21:11 WIB
|
Share:
SHUTTERSTOCK Ilustrasi.
1

TERKAIT:

* Koalisi Jurnalis Perempuan Buka Posko Koin Peduli Prita di Semarang
* Peringati Hari Kartini, Jurnalis Perempuan Galang Aksi Damai

JAKARTA, KOMPAS.com - Jurnalis perempuan di Indonesia rentan terhadap pengabaian hak kesehatan reproduksi. Misalnya, kebanyakan perusahaan media tidak menyediakan ruang khusus menyusui dan hak cuti haid bagi jurnalis yang mengalami rasa sakit pada hari pertama haid.

Dengan memanfaatkan momentum Hari Kartini, Rabu (20/4/2011), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyerukan kepada perusahaan media agar segera memenuhi hak-hak pekerjanya, terutama menyangkut kesehatan reproduksi jurnalis perempuan, sesuai perintah Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

AJI meminta perusahaan media memberi jaminan keselamatan dan kesehatan kerja kepada jurnalis perempuan dan keluarganya, seperti pelayanan medis rawat jalan oleh dokter umum, rawat jalan dokter spesialis, rawat inap di rumah sakit, perawatan kehamilan dan persalinan, serta layanan penunjang lainnya.

Perusahaan juga diminta memberi jaminan sosial tenaga kerja kepada jurnalis perempuan, menyediakan fasilitas antar-jemput (khususnya jurnalis perempuan yang hamil), serta memberi pelatihan kepada jurnalis perempuan tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan reproduksi.

Di lingkup global, pentingnya pemenuhan atas hak kesehatan reproduksi perempuan sudah diakui sejak Konferensi Dunia Pertama tentang Perempuan di Meksiko pada 1975. Indonesia telah meratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women/CEDaW) melalui UU Nomor 7 tahun 1984.

Generasi Muda Kecanduan BlackBerry

Generasi Muda Kecanduan BlackBerry
Wednesday, 20 April 2011 16:07
Written by TEMPOinteraktif

Generasi muda saat ini kecanduan dengan telepon genggam. Banyak di antara mereka merasa seperti kehilangan anggota tubuh ketika teleponnya tertinggal di rumah. Beberapa mengaku merasakan sangat kehilangan tanpa iPhone atau BlackBerry-nya sehingga muncul istilah sindrom "hantu cacat".

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Maryland mengungkapkan bagaimana teknologi menjadi pusat kehidupan mereka. Menurut laporan The Telegraph, Selasa (19/4), bagi mereka, telepon genggam merupakan alat yang paling penting. Sementara, teknologi lainnya, seperti komputer, pemutar lagu MP3, dan televisi juga sama pentingnya dalam keseharian generasi muda masa kini.

Banyak remaja mengalami gejala sakit mental dan fisik bila sehari tidak menggunakan teknologi itu. Mereka juga mengalami kecanduan secara retorika, ketergantungan terhadap teknologi. "Para remaja mengaku betapa mereka merasa ketakutan dan ketergantungan," kata Kepala Peneliti, Susan Moeller.

Remaja mengalami frustasi meski tidak sampai memengaruhi psikologis mereka, misalnya merasa kesepian, panik, gelisah, bahkan terkadang jantung berdebar-debar.

Penelitian yang dilakukan Uninersitas Maryland ini melibatkan 1.000 pelajar di seluruh penjuru dunia, termasuk Inggris. Dalam penelitian itu, mereka diberikan pertanyaan dan diminta untuk tidak mengakses media selama 24 jam, lalu mereka diawasi.

Hasilnya, sebanyak 50 persen tidak bisa melalui 24 jam tanpa akses media dan semuanya merasa menderita gejala tersisihkan.

Seorang pelajar yang berpartisipasi dalam penelitian itu, Ryan Blondino mengaku merasakan hal itu. "Saya merasa cacat, hanya saja ini cacat kehilangan telepon genggam," katanya. Dia juga merasa telepon genggamnya terus menerus bergetar dan merasa masih menerima pesan meski ia tidak membawa teleponnya.

Adapun pelajar lainnya terang-terangan juga mengaku kecanduan. "Media adalah obat, tanpanya saya kehilangan, saya kecanduan," katanya. Para remaja itu memperlihatkan gejala yang sama meski mereka memiliki latar belakang yang berbeda dari segi ekonomi, budaya, dan politik. | TEMPOinteraktif.com (THE TELEGRAPH | AQIDA)

Penyanyi 'Rakyat’ Franky Sahilatua Wafat

Penyanyi 'Rakyat’ Franky Sahilatua Wafat
Wednesday, 20 April 2011 17:42
Written by Jauhari Samalanga

Setelah menjalani perawatan akibat sakit kangker sum-sum tulang belakang penyanyi dan pencipta lagu balada, Franky Sahilatua, akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Ruang ICU rumah Sakit permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (20/4) pukul 15.15 Wib. Jenazah langsung diangkut untuk disemayamkan di rumah duka Komplek Pelangi Jl. Wr. Supratman No.72 Bintaro, Jakarta Selatan.

Frangky Sahilatua pada Agustus tahun lalu sakit Kangker tulang dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura. Sekembali dari Singapura, pencipta lagu ‘terminal’ ini menjalani rawat jalan di Indonesia. Pada 16 April lalu, Harwantiningrum, Istri almarhum membawanya ke rumah sakit karena kondisi Franky semakin melemah.

Kata Antiq, panggilan sang istri, keadaan Franky telah hilang kesadaran dan tidak mengenali siapapun sejak 17 April. Kondisi Frangky kian melemah dan dibantu alat pernapasan serta monitor jantung.

Franklin Hubert Sahilatua –nama panjang Franky Sahilatua- lahir di Surabaya 16 Agustus 1953. Dari perkawinannya dengan Harwantiningrum, Franky dikarunia 2 anak, Ken Noorcta (15), dan Hugo Dilano (10).

Karir nyanyinya telah dia rintis sejak lama. Kisahnya, pada 1974 Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya memintanya menyanyi pada pembukaan Konser Trio Bimbo, yang saat itu sangat populer.

Kala itu Franky muda punya group sendiri, dia dan seorang teman perempuan yang menjadi vocalis. Namun menjelang acara dimulai, vocalis perempuan berhalangan dan Franky harus mendapat penyanyi peganti pada tempo yang singkat. Dia akhirnya menunjuk adiknya sendiri, Jean. Sejak itulah melekat nama Franky & Jane hingga menelurkan beberapa album seperti perjalanan, Kereta Malam, Musim Petik, Nyanyian Anak Jalanan, Untukmu Gadisku dan Bis Kota.

Selanjutnya Franky pun melakukan ‘perjalanan’ sendiri. Seperti halnya penyanyi Iwan Fals, Franky juga menciptakan lagu ‘Rakyat’ berdasarkan apa yang dia lihatnya, hingga akhir usianya lagu-lagu Franky tetap dikenal dekat dengan rakyat. Iitu terlihat dari albumnya yang dia rilis bersama beberapa artis kondang Indonesia seperti album Orang Pinggirian (Fead I wan Fals), Kemesraan, dan Perahu Retak.

Kini Franky Sahilatua telah tiada, namun karya-karyanya tetap berkibar di seluruh nusantara. Franky tak pernah menyerah, hingga ajal menjemputnya, Franky tetap menulislirik lagu. Semangatnya pada musik Indonesia cukup tinggi, dan sebaliknya masyarakat Indonesia menerima lagu Franky sebagai lagu ‘sahabat’.

Franky telah berpulang menyatu dengan alam, tapi tetap kuat sebagai penyanyi Indonesia satu-satunya yang konsisten dijalur musik balada. Dan inilah yang membuat Indonesia Kehilangan Penyanyi besar.

Lelaki dan rembulan/bersatu di malam/angin sepoi-sepoi, begitu lirik lagu yang pernah ditulis Franky beberapa puluh tahun silam.

Akhir Kata, selamat jalan Bung, Semoga kepergiannya mendapat tempat yang baik, disisiNya, dan karya-karyamu akan menjadi kenangan sepanjang zaman. Kami segenap Redaksi The Atjeh Post menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya……

Franky Sahilatua Wafat, Nasdem Kehilangan Kader Terbaik

Franky Sahilatua Wafat, Nasdem Kehilangan Kader Terbaik
TB Ardi Januar - Okezone
Rabu, 20 April 2011 16:29 wib
1 39Email0
Dokumentasi Okezone
Dokumentasi Okezone

JAKARTA – Indonesia kembali berduka. Salah satu putera terbaiknya, Franky Sahilatua, pergi menghadap Sang Khalik karena penyakit yang dideritanya selama ini. Kesedihan pun menyelimuti ormas Nasional Demokrat (Nasdem).

“Kami sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Dia adalah deklarator dan salah satu kader terbaik Nasdem,” ujar Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan kepada okezone, Rabu (20/4/2011).

Selama hidupnya, lanjut Ferry, Franky kerap menyadarkan masyarakat melalui lagu dan syair yang diciptakannya. “Dia adalah musisi sekaligus budayawan terbaik,” lanjutnya.

Mewakili Nasdem, Ferry menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat jika selama hidupnya dia memiliki kesalahan atau kekhilafan sebagaimana manusia biasa. “Mohon dimaafkan, karena almarhum juga manusia biasa,” tandasnya.

Rencananya, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh sudah mengetahui kabar tersebut dan akan melayat ke rumah duka. “Nanti Pak Surya melayat, sekarang dia masih dalam perjalanan dari luar kota,” imbuh mantan anggota DPR ini.

Franky meninggal dunia pukul 15.15 WIB, Rabu (20/4/2011), dalam usia 57 tahun di RS Medika Permata Hijau, Jakarta, sekira pukul 15.15. Saat ini jenazah almarhum masih berada di ruang jenazah rumah sakit.

"Iya benar meninggal pukul 15.15 tadi. Sekarang masih di rumah sakit," ungkap istri Franky, Harwantiningrum sambil menangis saat dihubungi okezone lewat telepon, Rabu (20/4/2011).

Rencananya, jenazah pelantun Perahu Retak itu akan disemayamkan di rumah duka di Jalan WR Supratman 22 Kompleks Pelangi, Bintaro, Tangerang.

Sebelum meninggal, Franky sempat dirawat di ICU Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan, sejak 16 April 2011. Dari hari itu, pelantun Di Bawah Tiang Bendera ini tidak sadarkan diri selama tiga hari. Kemarin, kondisi Franky sempat berangsur membaik, namun Tuhan berkendak lain.

Rabu, 06 April 2011

Peraturan KPU nomor 73 Tahun 2009 Pasa 47 ayat 1 s/d 5 tentang penetapan pemenang pilkada

Peraturan KPU nomor 73 Tahun 2009 Pasa 47 ayat 1 s/d 5 mengatur tentang penetapan pemenang pilkada menjelaskan bahwa pasangan yang mendapatkan 50% suara atau lebih ditetapkan sebagai calon terpilih. Jika tidak ada yang mencapai ketentuan diatas maka pasangan yang mendapatkan suara lebih dari 30% ditetapkan sebagai calon terpilih dengan ketetapan dari KPU. Jika terdapat lebih dari 1 pasangan yang memperoleh 30% suara maka akan dilaksanakan pilkada kedua dan pemenang adalah yang memperoleh suara terbanyak pada pilkada tahap kedua.

Sabtu, 02 April 2011

PRABOWO GARANSI CAGUB LONGKI & SUDARTO TIDAK KORUPSI

Prabowo Garansi Cagub Longki/Sudarto Tidak Korupsi

Palu | Friday, 01/04/2011 19:51 WIB | Oleh: Norman Jatmiko

Prabowo

Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto memberi garansi kepada pasangan calon gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola/Sudarto tidak melakukan tindak pidana korupsi jika terpilih menjadi gubernur Sulteng 2011/2016.

Dikutip Antara, Prabowo mengatakan, jika Longki/Sudarto terpilih menjadi gubernur lalu melakukan korupsi dirinya akan kembali lagi ke Palu bersama-sama masyarakat Sulteng menurunkan Longki/Sudarto dari jabatannya.

"Saya yakin Longki/Sudarto tidak akan mencuri uang rakyat. Mereka (Longki/Sudarto) sudah berjanji kepada saya," kata Prabowo dalam orasi politiknya saat kampanye putaran terakhir calon gubernur Sulteng di Palu, Jumat sore (1/4). (nor)
Powered By Blogger