Generasi Muda Kecanduan BlackBerry
Wednesday, 20 April 2011 16:07
Written by TEMPOinteraktif
Generasi muda saat ini kecanduan dengan telepon genggam. Banyak di antara mereka merasa seperti kehilangan anggota tubuh ketika teleponnya tertinggal di rumah. Beberapa mengaku merasakan sangat kehilangan tanpa iPhone atau BlackBerry-nya sehingga muncul istilah sindrom "hantu cacat".
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Maryland mengungkapkan bagaimana teknologi menjadi pusat kehidupan mereka. Menurut laporan The Telegraph, Selasa (19/4), bagi mereka, telepon genggam merupakan alat yang paling penting. Sementara, teknologi lainnya, seperti komputer, pemutar lagu MP3, dan televisi juga sama pentingnya dalam keseharian generasi muda masa kini.
Banyak remaja mengalami gejala sakit mental dan fisik bila sehari tidak menggunakan teknologi itu. Mereka juga mengalami kecanduan secara retorika, ketergantungan terhadap teknologi. "Para remaja mengaku betapa mereka merasa ketakutan dan ketergantungan," kata Kepala Peneliti, Susan Moeller.
Remaja mengalami frustasi meski tidak sampai memengaruhi psikologis mereka, misalnya merasa kesepian, panik, gelisah, bahkan terkadang jantung berdebar-debar.
Penelitian yang dilakukan Uninersitas Maryland ini melibatkan 1.000 pelajar di seluruh penjuru dunia, termasuk Inggris. Dalam penelitian itu, mereka diberikan pertanyaan dan diminta untuk tidak mengakses media selama 24 jam, lalu mereka diawasi.
Hasilnya, sebanyak 50 persen tidak bisa melalui 24 jam tanpa akses media dan semuanya merasa menderita gejala tersisihkan.
Seorang pelajar yang berpartisipasi dalam penelitian itu, Ryan Blondino mengaku merasakan hal itu. "Saya merasa cacat, hanya saja ini cacat kehilangan telepon genggam," katanya. Dia juga merasa telepon genggamnya terus menerus bergetar dan merasa masih menerima pesan meski ia tidak membawa teleponnya.
Adapun pelajar lainnya terang-terangan juga mengaku kecanduan. "Media adalah obat, tanpanya saya kehilangan, saya kecanduan," katanya. Para remaja itu memperlihatkan gejala yang sama meski mereka memiliki latar belakang yang berbeda dari segi ekonomi, budaya, dan politik. | TEMPOinteraktif.com (THE TELEGRAPH | AQIDA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar