Kamis, 16 Desember 2010

Buya: SBY Seolah Paling Paham Saja

Keistimewaan Yogyakarta
Buya: SBY Seolah Paling Paham Saja
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Rabu, 15 Desember 2010 | 15:39 WIB
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Ahmad Syafii Maarif
TERKAIT:

* Pemerintah Didesak Segera Kirim RUUK DIY
* Angie: Berbeda Itu Biasa
* Tak Ada Kepentingan Politik Praktis
* Patrialis Abaikan Sikap Politik DPRD DIY
* Pendapat dan Usulan Fraksi PKB DPRD DIY
* VIDEO: Yogya Tuntut Penetapan
* VIDEO: Ada Tujuh Keistimewaan Yogya
* VIDEO: Rakyat Yogya Buat Survei Tandingan

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif tampak keki dengan sikap pemerintah soal polemik RUU Keistimewaan DIY. Maarif tak habis pikir mengenai alasan pemerintah "mengganggu" ketenteraman masyarakat Yogyakarta.

"Jogja ini damai, (kok) juga diganggu. Kenapa toh? Rakyat di sana kan damai. Apa yang harus dipertentangkan di sana? Demokrasi dan monarki. Ah, seolah-olah dia (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) paling paham soal itu," ungkapnya di sela peluncuran Jurnal Maarif Edisi Akhir Tahun 2010, Rabu (15/12/2010).

Buya Maarif mengingatkan, jika Yogyakarta tidak dikelola dengan baik, bisa-bisa menimbulkan kehancuran. Jika mengacu ke sejarah masa lampau, penanggung jawab Maarif Institute ini mengatakan, dipindahnya ibu kota negara ke Yogyakarta bukan sekadar untuk melindungi tokoh-tokoh proklamator waktu itu. Kesultanan juga memberikan sebagian hartanya untuk perjuangan para tokoh proklamator.

Menurut Buya Maarif, fakta sejarah ini harus diperhatikan. "Kalau suatu saat nanti rakyat tidak suka lagi dengan itu, ya nantilah, tapi kenapa sekarang. Pemerintah sekarang kan tidak fokus pada pokok kerjanya, maka dialihkanlah dengan ini," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger